6/21/2007

Lobby...lobby...seberapa perlukah ? (Dunia Pendidikan juga ?!!)

Kita sering mendengar orang mengatakan “Ngga tau ya bisa apa ndak ?. Aku coba lobby dulu ke orangnya !”. Kalo kita tengok di kamus bahasa Inggris arti dari lobby itu sendiri adalah (1)ruang masuk, (2)mencoba mempengaruhi. Nampaknya pengertian kedua yang akan kita bicarakan kali ini....

Jika seseorang merasa tidak melewati jalan yang mulus untuk mendapatkan keinginannya maka ia akan mencoba menggunakan cara lain yang seringkali di luar prosedur, ada yang mengatakan itu sebagai bentuk lobby. Jika ada seseorang mencoba mengubah keputusan orang lain demi tercapai tujuannya (entah bagaimana caranya), juga ada yang mengatakan itu sebagai bentuk lobby.

Lobby..lobby.. sebuah kebiasaan, kebutuhan, keharusan atau penyakit ? Nggak taulah !! Pernah ada satu ketika saya tersenyum simpul mendengarkan seorang mahasiswa menyeletuk ke temannya ketika teman yang lain lewat di hadapan mereka “Eh, lihat itu Mr. Lobby..Lobby, Mr. Lobby..Lobby (sambil mendendangkannya persis irama lagu “Mr. Loba-Loba” eh bukan ding judulnya sih “Mr. Bombastic” by Shaggy) !!” Meskipun saya pikir kayaknya nggak nyambung deh isi dari lagu tersebut dengan mahasiswa “Lobby-Lobby” itu. Begitu sinis mereka memandang dan berpikir tentang si “Lobby-Lobby”. Belum-belum ada negative thinking “Jangan-jangan si Lobby-lobby neh mau nemuin dosen A untuk urusan nilai yang nggak keluar karena masalah absen yang mepet. Eh..jatuh-jatuhnya dalam itungan hari nilai AB terpampang di papan pengumuman. Lobbying nya hebat juga neh anak..(gumaman, ungkapan, celotehan, pikiran bahkan umpatan dari temen-temen se angkatan nya silih berganti)..” Kali ini lagi-lagi saya lah yang sempet mendengar dengan tidak sengaja omongan dari temen si Lobby-loby tersebut. Namun kali ini bukan senyum simpul yang nampak dari wajah saya, melainkan kernyitan di kening sembari berpikir “Actually, what is going on?” “What’s wrong with lobby-lobby ?”

Sebegitu hebatkah dampak yang ditimbulkan dari sebuah lobby-lobby ? Apakah lobby-lobby merupakan sesuatu hal yang teramat istimewa sehingga banyak orang yang memanfaatkannya bahkan mencemoohnya ?

Kita dapat melihat bagaimana seseorang yang ingin sekali maju menjadi ketua sebuah partai, kepala suku dari sebuah daerah, bahkan ketua OSIS pun berusaha melakukan lobbying dari satu orang ke orang lain dari satu tempat ke tempat lain? Wajarkah hal ini? Uuups...pertanyaan yang salah ! Semestinya, jika hampir semua orang sudah pernah melakukan hal tersebut maka yang jadi jawabannya adalah “Ya ! Itu sesuatu yang teramat sangat wajar..”

Bagaimana dengan dunia pendidikan ? Perlukah lobbying ini? Jika perlu, sampai sejauh mana ?

Apakah sah-sah saja jika lobbying dilakukan oleh mahasiswa yang sering sekali bolos untuk alasan yang tidak jelas, dan diijinkan mengikuti ujian ?
Apakah sah-sah saja jika lobbying dilakukan oleh mahasiswa yang selalu ingin menghindari tugas yang diberikan oleh dosen ?
Apakah sah-sah saja jika lobbying dilakukan oleh mahasiswa yang bahkan tidak pernah mengerti apa yang selama ini ia pelajari dari semester awal sampai semester akhir ?
Apakah sah-sah saja jika lobbying dilakukan oleh mahasiswa yang tidak pernah mengikuti ujian tetapi meminta nilai ?
Apakah sah-sah saja jika lobbying dilakukan oleh mahasiswa yang tidak pernah belajar sama sekali tapi ingin lulus dan mendapatkan nilai bagus?

Akhirnya kita akan merenung dan berpikir, jika semua jawaban atas pertanyaan tersebut adalah sah-sah saja, maka apa yang sebenarnya terjadi dengan dunia pendidikan kita?

Kemanakah nilai idealisme pendidikan yang kita bangga-banggakan ? Sudahkan terjadi degradasi nilai pendidikan di Indonesia ? Apakah institusi pendidikan tak jauh beda dengan gambaran peta politik Indonesia saat ini, dimana semuanya dipenuhi dengan strategi yang cerdas.. atau licik ? Benarkah sebuah lobbying juga merupakan usaha ? Salahkah saya kalau mengatakan demikian ? Bahwa seorang mahasiswa jika ingin lulus dengan predikat yang baik atau bahkan sangat memuaskan harus rajin berdoa dan berusaha ? Tetapi benarkah lobbying merupakan bentuk usaha yang harus ditempuh juga ? Bahwa lobbying lebih bisa diandalkan ketimbang harus belajar mati-matian berkutat dengan buku-buku tebal dan tugas dosen yang tak ada habisnya ?

Yaahh...kembali lagi hanya kita sebagai si pelaku yang dapat menjawab. Mungkin lobbying memang diperlukan tetapi bukan suatu keharusan dan kebutuhan. Mungkin saja lobbying memang diperlukan jika kita sudah berusaha sekeras mungkin tetapi ternyata hasilnya tidak sesuai harapan. Mungkin saja lobbying diperlukan jika kita menemui banyak sekali rintangan untuk mewujudkan tujuan kita. Mungkin saja lobbying memang diperlukan untuk satu saat dimana kita benar-benar tidak menemukan jalan keluar lagi.........

No comments:

Post a Comment